Apakah Tim Futsal di Garut bisa berprestasi lagi di Jawa Barat?




Hari in, Sabtu 23 Agustus 2018, dalam benak saya timbul pertanyaan, seperti judul diatas. “ apakah tim futsal di Garut bisa berprestasi lagi di Jawa Barat ?”. Ini bukan pertanyaan skeptis atau merendahkan, mari kita telusuri lebih jauh.

Pertanyan tersebut, mungkin akan menimbulkan pertanyaan lain. Contoh “ apakah pernah Garut berprestasi di tingkat Jawa Barat?

Dengan tegas, saya jawab iya dan pernah!

Kita ambil beberapa contoh, mungkin yang terbaru di tahun ini, keberhasilahn SMKN 9 Garut, menembus babak semifinal O2SN futsal tingkat Provinsi, dimana mereka menempati tempat ke – 3. Atau tahun kemarin, keberhasilan SMKN 1 Garut, bisa merebut peringkat tiga pada ajang Supercopa SMA/SMK yang diselenggarakan AFP Jabar, mungkin yang lebih jauh lagi keberhasil tim futsal Kab. Garut, merebut Thropy kehormatan Piala AFP Jabar U – 19 tahun 2016 yang kala itu pertama kali digelar, dengan beberapa torehan rekor mengiringinya.
Sekelumit pembahasan tersebut, bisa menjadi contoh bahkan suntikan motivasi untuk bangkit dan meraih prestasi yang lebih tinggi lagi. Ada pun banyak tantangan, serta permasalahan yang akan dihadapi dalam prosesnya. Tapi, kita sebagai penggiat olahraga ini harusnya tidak gentar, apa lagi mundur untuk menyongsong tantangan tersebut. Kita selaku penggiat, harus berani mengambil keputusan, berani mengambil langkah yang impresif untuk bisa membawa Garut berprestasi, baik dilingkungan pelajar atau pun lingkungan senior.

Kenapa ada permasalah dalam prosesnya?
Ya Jelas saja bakal banyak permasalahan, apa pun kegiatannya, apa pun tujuannya pasti aka nada rintangan untuk dilewati. Entah itu bersifat internal, mau pun eksternal.
Oke kita bahs, kedua masalah tersebut

1.                Internal :
Ya dalam proses mewujudkan suatu prestasi, konflik internal lah yang paling menjadi penantang tertangguh, kenapa?
Mari kita bicara blak – blakan,
-                     Indiividu : masalah yang sangat menghawatirkan di Garut, adalah ini. Individual sangat tidak mengerti arti kesadaran dan proses1
Kenapa saya bilang seperti ini, ini merujuk fakta yang terdapat dilapangan.
Mungkin akan timbul pertanyaan, kenapa saya bisa berkata seperti ini?
Ini pandangan pribadi, dan tidak berniat atau bermaksud untuk memojokan perorangan atau kelompok tertentu, kita bicara apa yang tergambar dan fakta dilapangan.

Seringkali, kesadaran yang saya sebutkan tadi tidak pernah dilakukan, apakah memang individu – idividu tersebut memang tidak sadar, atau kah pura – pura tidak menyadarinya?

Yang saya maksud dengan kesadaran adalah : memahami, mengetahui, merasakan posisi dimana individu itu berada, waktu individu itu berada, perbuatan yang dilakukan oleh individu tersebut entah sebagai pemain, pelatih, ofisial, managemen tim, atau pun pengurus asosiasi. Pantaskah, tepatkah, benarkah individu tersebut menjadi “sebagai “ yang diembannya?

Kalau dibicarakan lebih lanjut, akan menjadi perdebatan panjang, kenapa? Kembali lagi kepada kesadaran tadi, akan sangat sulit orang menerima kritik atau saran apabila didalam dirinya tidak memiliki kesadaran.

Contoh, ini terjadi pada tahun 2017. Ketika itu, tim futsal kabupaten Garut tengah mempersiapkan tim kabupaten untuk 2 event besar :
a.                Piala APF Jawa Barat ( sebagai juara bertahan )
b.                Babak Kualifikasi Porda Jabar 2018
terjadi seuatu yang menurut saya sepele, tapi sangat mengganggu prinsif seorang pelatih untuk bekerja dan sangat tidak sesuai dengan komitmen yang telah disepakati sebelumnya.
Saat itu saya alami sendiri kejadiannya, ketika nilai – nilai prinsif tersbut dicederai oleh beberapa orang yang ingin numpang beken, lho kenapa saya berbicara seperti ini? Faktanya jelas dilapangan, sampai hari ini orang tersebut tidak berbuat apa – apa ?tidak ada gerak positif juga tokh.
Setelah pertandingan melawan tim Kabupaten Bandung Barat, di Gor ITB jatinangor, pada babak penyisihan grup C Piala AFP Jabar 2017, dimana Garut kalah dengan skor 3-0, sesampainya di Loker room, ketika itu saya sedangan coba memberikan evaluasi kepada pemain, ponsel saya bergetar, dan disitu lah terjadi sesuatu yang saya tidak inginkan.
Saya mendapatkan sms dari sang maneger tim, bahwa pemain dengan nomer punggung 18 harusnya tidak dipasang, dan meminta pergantian kapten tim.
Awalnya saya tidak gubris sms terbut, tetapi dari situ lah hikmah besar datang, dalam perjalan pulang ke Garut, saya berfikir. Apa kah posisi saya “sebagai” pelatih kepala sudah tepat?
Timbul lah kesadaran, bahwa posisi yang saya emban saat itu tidak tepat, Karena jelas dalam komitmen awal pembentukan tim ini, tidak boleh ada intervensi kepada tim pelatih yang sifatnya menjatuhkan. Tapia da prosesnya, malah kebalikannya. Banyak sekali masukan untuk memasukan pemain pada tim, dengan mayoritas 1 klub futsal saja.
Pengalaman yang sangat luar biasa, dari tahun 2010 ( mulai maraknya futsal di Garut ) baru pada tahun tersbut terjadi intervensi pemain untuk pemilihan pemain, itu baru sebatas pemilihan pemain, apa lagi didalam managemen.

Malam harinya, saya mengabil keputusan untuk tidak melanjutkan kebersamaan dengan tim. Ya mungkin banyak orang mengira itu tindakan, tidak bertanggung jawab atau pengecut, tapi perlu saya tegaskan justru itu adalah tindakan paling bertanddung jawab dari individu sebagai seorangan pelatih untuk mundur. Karena, komitmen awal yang sudah disepakati dilanggar dengan mudahnya. Dan dimana pun, keputusan mundur seorang pelatih adalah hal wajar, apabila pelatih tersebut sudah menanamkan prinsif dalam pekerjaannya.
( da nada yang melakukan selebrasi di grup WA kelompok tertentu, malahan mereka mau numpeng ketika saya mengundurkan diri, itu lah hebatnya di Garut, atau mungkin di Indonesia juga, ketika ada seseorangan yang sedang berjuang dengan membawa nama daerah/Negara malah tidak mendapat dukungan dari warganya, ya contoh paling heboh di ASIAN Games 2018, ada kasusu Febri Haryadi/sepakbola & Antoni Gintin/Badminton, bukannya didukung sepenuh hati malah dibully, jadi geura saladar wehhh, kalau posisi kalian seperti ini, apa yang aka kalian rasakan?)

Maka dari itu, kembali lagi kepembahasan awal. Sangat pentingnya menanamkan kesadaran baik itu sebagai pemain, pelatih, ofisial, manajemen, atau pun pengurus. Sadar bahwa yang dilakuan, akan seuai dengan proses yang dijalani. Tolong jangan hanya jadi slogan saja, PROSES TIDAK PERNAH MENGKHIANATI HASIL.  Lakukan lah prosenya dengan benar, jangan hanya jadi status Wa, atau pun caption postingan Instagram.
-          Managemen & pengurus :
Sebenernya saya tidak ingin membahas terlalu jauh membahas masalah internal yang satu ini, karena efeknya mungkin akan sangat buruk.
Tetapi, saya kan menyampaikan beberapa masalah manajemen yang pernah saya alami.

Apakah itu manajemen ?


SELASA, 05 OKTOBER 2010
MANAJEMEN,ADMINISTRASI DAN ORGANISASI OLAHRAGA
Share this history on :
follow my twitter : https://twitter.com/SepriPutraA

MANAJEMEN,ADMINISTRASI DAN ORGANISASI OLAHRAGA

Manajemen
Manajemen berasal dari kata to manage yang berarti mengelola atau mengatur.
Defenisi manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organiasi lainnya utk mencapai tujuan.(Bucher&Krotee,1993:4)

Manajemen Olahaga
Apa Manajemen Olahraga ?
Manajemen olahraga adalah suatu kombinasi keterampilan yg berhubungan dengan perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, pengendalian, penganggaran, dan evaluasi dalam kontek suatu organisasi yang memiliki produk utama berkaitan dengan olahraga.(Janet Park,1998:4)
Pengkombinasian tersebut perlu SDM yang terlibat dalam organisasi, bersatu dalam sebuah sistem bahu membahu bekerja untuk mencapai tujuan
Manajer adalah orang salah satu orang yang utama dalam organisasi olahraga karena harus mampu merencanakan, mengambil keputusan, melakukan koordinasi serta memotivasi produktivitas karyawan dan hubungan antar pengurus, memahami dan mengerti fungsi-fungsi manajemen.

Fungsi – fungsi manajemen olahraga
• Perencanaan
• Pengorganisasian
• Penentuan keputusan
• Pembimbingan /directing
• Pengendalian
• Evaluasi


Perencanaan
Merupakan tindakan teratur dengan didasari pemikiran yang cermat sebelum melakukan usaha pencapaian tujuan yg telah ditentukan
Perencanaan ini terdiri dari 5W+1H
o What(apa yang akan dikerjakan /materi apa)
o why(mengapa pekerjaan itu dilaksanakan/dasar pertimbangan)
o who(siapa yg mengerjakan/pelaksana),
o how(bagaimana mengerjakannya/tatakerja)
o where(dimana akan dikerjakan), when(kapan waktunya)

Pengorganisasian
Merupakan proses aktivitas kerjasama antar fungsi dalam manajemen untuk mencapai tujuan. Aktivitas ini berusaha menghubungkan orang-orang dan job deskripsinya agar tidak ada ketumpang tindihan

Penentuan keputusan
Merupakan aktivitas mengahkiri pertentangan mengenai sesuatu hal atau pemilihan terhadap macam-macam alternatif selama kerja sama berlangsung

Pembimbingan /directing
Merupakan aktivitas memberikan petunjuk atau perintah untuk mempengaruhi dan mengerahkan anggota dalam kerjasama

Pengendalian
Merupakan aktivitas yg berusaha agar kerjasama itu dapat berhasil sesuai dg rencana, perintah, petunjuk serta ketentuan-ketentuan lain yg telah ditetapkan dg mengawasi, memerikasa dan mencocokan segala sesuatu, apakah sudah berjalan dg baik dlm usaha pencapaian tujuan bersama
Evaluasi
Merupakan aktivitas yg berusaha memperbaiki dan menyempurnakan segala segi dalam usaha kerjasama. Aktivitas itu terutama ditujukan kepada struktur organisasi dan metode kerjasama

Manajemen Organisasi Olahraga
Apakah organisasi olahraga itu ?
Organisasi olahraga merupakan bentuk yg menjadi wadah usaha kerjasama sekelompok manusia, utk mencapai tujuan bersama. Salah satu bentuk organisasi olahraga adalah klub olahraga

Bagaimana manajemen sebuah klub olahraga ?
Manajemen Sebuah Klub Olahraga
Manajemen sebuah klub olahraga memerlukan beberapa komponen-komponen yg berperan penting dalam pengelolan klub
v Manajer
v Pelatih dan Program latihan
v Atlet/ pemain
v Sarana dan prasarana
v Pendanaan
v Dukungan lingkungan

Manajer
Manajer adalah pemimpin utama dlm organisasi olahraga .Manajer mengerti fungsi-fungsi dasar manajemen:
1. Perencanaan
Manajer hrs mempunyai visi untuk melihat jauh ke massa depan dan mennyiapkan suatu strategi utk mengantisipasi apa yg akan terjadi
2. Pengorganisasian
Manajer harus mampu menjelaskan job description utk masing-masing bidang

3. Penyusunaan Anggota (Staffing )
Manajer harus punya pengetahuan tentang SDM dengan seksama .Rekruitment pengurus dg penuh perhatian dan memastkan bahwa masing-masing bagian telah di pimpinan yang berkompeten

4. Memimpin (leading)
Manajer harus memimpn secara positif, memotivasi, mempengaruhi anggota klub utk bekerjasama dlm rangka mencapai tujuan

5. Pengendalian (Controlling)
Manajer harus menghubungkan satu dg yg lain dari berbagi tahapan pekerjaan dalam suatu organisasi
Dengan adanya laporan, monitoring, dan evaluasi mengenai pencapaian tujuan yg telah digariskan, shg akan dpt diketahui titik lemah dan kuat dari pengelolaan masing-masing bidang tugas selama ini

Model Kepemimpinan Manajer Klub Olahraga
* Model diktaktor
* The Organizer
* The wheeler-dealer
* The democrat (Thomas Reilly, 1996:259)

1. Model diktaktor,Manajer yg selalu berorentasi pada hasil
Tidak mempedulikan seberapa besar dana yg harus dikeluarkan, yg penting hasil atau tujuan yg diharapkan dapat tercapai

2. The Organizer
Sangat perhatian dengan atlet, mengikuti perkembangan tetapi lupa untuk memperlakukan mereka sebagai layaknya manusia
Keuntungan model ini:
Manajer selalu mengikuti setiap perkembangan dg segala peraturan terbaru, taktik dan pengetahuan, dan dapat meraih keuntungan sedikit diatas tim yg telah disiapkan dg baik
Kekurangan :
• Manajer terlalu kaku dan tidak fleksibel dlm menghadapi suatu masalah
• Menyalahkan pemain jika mengalami kekalahan dari pada menyalahkan program latihan yg dibuat

3. The wheeler-dealer
Digambarkan sebagai karakter pintar karena hidup dengan kecerdasan dan penuh firasat
Keuntungan model ini:
• Mempunyai kepribadian karismatik yg menarik dalam klub
• Sangat percaya diri shg mampu menggugah motivasi dlm tim

Kekurangan:
• Adanya ketidakpastian yg diterapkan dpt menghilangkan rasa menghargai pemain terhadap manajer dan ini merusak semangat tim
• Kurangmampu melakukan pengorganisasi, persiapan pada tim

4. The democrat
Digambarkan sbg orang baik yg ingin membangun tim kerja melalui persahabatan, serta tdk suka konflik dalam tim
Keuntungan model ini:
• Semangat tim selalu tinggi bila segala sesuatu berjalan baik di lapangan
• Kebijaksanaan yg terbuka dari manajer dpt membangun penghargaan yg lebih besar utk mereka dan menciptakan atmosfir yg baik
Kekurangan:
• Manajer seperti ini dilihat oleh beberapa orang dlm tim sbg orang yg lemah
• Tidak dapt mengatasi tekanan dg baik ataupun mempersipkan pemain da tim secara memuaskan; disiplin menurun drastis sebagai hasilnya

Pelatih dan Program Latihan
Mampu membuat program latihan yaitu suatu petunjuk yg mengikat tertulis, rasional dan terorganisir dg baik utk mencapai perkembangan kondisi latihan dalam rangka mencapai tujuan
Manajemen pelatih dikembangkan sesuai dg memanfaatkan metode ilmiah dan teknologi dlm membimbing, membina, dan mengarahkan atlet yg berbakat untuk merealisaikan prestasi sesingkat mungkin .Manajemen pelatih adalah bagaimana cara seorang pelatih menggunakan ilmu kepelatihannya utk digunakan dalam pengelolaan atlet.

Atlet (pemain)
Berasal dari berbagai lapisan masyarakat dan bergabung dg klub atas dorongan motivasi.Manajemen atlet adalah bagaimana cara mengelola atlet agar dpt mendukung tujuan klub

Sarana dan prasarana
Manajemen sarana dan prasarana adalah bagaimana cara para pengurus dalam menjalankan serta mengelola sarana dan prasarana latihan yg digunakan

Pendanaan
Klub olahraga sangat butuh sponsor pendanaan yg dpt digali dg bantuan bapak angkat, instansi setempat serta pemerntah utk menjamn berputarnya roda organisasi .Manajemen pendanaan adalah bagaimana cara para pengurus utk mengelola mulai dr penggalian dana sampai pd pengalokasian dana tersebut dlm mendukung eksistensi dan prestasi klub .
Bahwa dalam pengelolaan sebuah klub olahraga diperlukan kerjasama manajemen masing-masing komponen yg sangat berperan penting antara lain manajer, atlet, pelatih dan program latihan, pendanaan, sarana dan prasarana serta dukungan lingkungan dalam rangka mencapai tujuan klub yaitu prestasi olahraga
sumber : http://sepriblog.blogspot.com/2010/10/manajemenadministrasi-dan-organisasi.html


Nah dari sumber – sumber tersbut, manajemen bertugas untuk merancang, serta untuk mewujudkan suatu tujuan tertentu.

Apa yang saya alami, khususnya di Garut, semua itu tidak berjalan dengan semestinya.
Contoh, ketika rapat penunjukan & pembentukan manajemen, pengurus menunjuk banyak orang tetapi tugas dan fungsinya tidak berjalan dengan baik. Terlalu banyak orang yang mendapatkan jabatan, tetapi yang bekerja dan bergeraknya hanya itu – itu saja. Salah satu kasus yang paling saya soroti, ketika ada proposal untuk ditindak lanjuti, kebanyakan malah harus Staf pelatih yang “ kukulintingan “ untuk mencari sumber pendanaan, ini sudah salah satu contoh yang sangat salah! Kenapa Salah ? jelas salah sekali, untuk apa ada manajemen yang dibentuk?
Ini kembali pada pemabahasan individu, bahwa kurangnya kesadaran individu terhadap tugas dan tanggung jawab masing – masing. Menjadi efe domino, pada factor – factor internal lainnya.
Mungkin dari situ saja akan tergambar oleh para pembaca, bagaimana kejadian selanjutnya.


-          Pembagian tugas Staf pelatih :
Nah ini juga factor yang sangat penting, ketika ada gejolak diantara para koki tim!
Hal yang sangat lumrah ketika kedekatan menjadi factor dipilihnya para pembantu pelatih kepala untuk menukangi sebuah tim.

Kecenderungan kesadaran tadi, yang berimbas pada factor ini juga. Karen untuk membangun sebuah tim, membutuhken visi yang sama meski ide berbeda.

Bukan saya menyudutkan beberapa orang, tapi kita beberkan alasan kenapa di Garut, banyak pelatih yang tidak bekerja sama.
a.       Tidak pernah menghargai komitmen yang telah dibuat
b.      Sering kali meminta izin dadakan tidak melatih, meski jadwal latihan telah diatur
c.       Terlalu sering membebankan segala tanggung jawab kepada pelatih kepala
d.      Tidak mengerti, apa tugas pelatih kepala, asisten, atau pun pembantu umum.
e.      Ingin selalu terlihat paling depan ketika sukses, dan paling belakang ketika gagal
f.        Pelatih kepala tidak mau kalah beragumen dengan asistennya
g.       Tidak akur dengan beberapa individu/kelompok pelatih tertentu, karena iri dengan prestasi yang telah diraih.
h.      Gengsi terlalu tinggi
i.         Wawasan yang tidak mau upgrde, cenderung mencari dan meniru gaya pelatih lain
j.        Kebanyakan pelatih hanya menanamkan strategy hanya untuk menang/kalah.
k.       Kedisplinan yang menjadi kunci


-          Pemain :
Muaranya sebenarnya pada poin ini, tidak akan ada pemain bagus tanpa pelatih berkualitas

Kenapa saya bilang begitu, begini parameter nya:
 Banyangkan , dari ratusan remaja antara 13-17 tahun mayoritas belum diperkenalkan bagaimana teknik futsal yang benar. Mereka belum diperkenalkan apa itu namanya block training, dan terbiasa melakukan random training. Mereka belum terbiasa melakukan, metode latihan dan proses latihan.
Lebih parahnya lagi, mereka terbiasa memandangan suatu pertandingan hanya pada menang/kalah, dengan mengabaikan aspek – aspek yang akan lebih bermanfaat untuk mereka.
Selanjutnya, pada usia 18 – 21 tahun, para pemain tidak mencerminkan factor intelektual dari permainan individual mereka sendiri, kebanyakan masih mengedepankan pandangan menang/kalah.

Yang paling saya soroti dari kelompok usia tersebut, adalah kebiasaan hidup mereka. Kembali lagi pada kesadaran individu, pemain terkadang mengabaikan kesadaran bahwa mereka itulah seorang atlit. Yang harus punya pola hidup yang sehat, disiplin waktu, mengulangi latihan, sebagainya.

Saya pribadi sebagai pelatih, sangat sulit menerapkan hal tersebut. Banyak sekali factor – factor, atau pun gangguan untuk penerapannya. Semoga dengan adanya tulisan ini menumbuhkan kesadaran bahwa salah satu pendukung kesuksesan adalah dengan menerapkan pola hidup yang sesuai.

Beralih pada focus selanjutnya, kenapa atlit futsal Garut sulit sekali menembus ke Liga Pro ( muara pemain professional ), untuk pembahasan ini saya akan menulis segment terpisah, tetapi kita ulas sedikit dan menjadi factor utamanya.
a.       Malas latihan
b.      Sulit untuk berkorban
c.       Seringkali tidak bisa memilh mana yang menjadi prioritas
d.      Terkadang merasa lebih pintar dari pelatih
e.      Pola hidup yang tidak sesuai
f.        Factor akedemis
g.       Dukungan orang tua
Itu dia beberapa factor yang sangat berpengaruh.
-          Sarana & sumber daya ;
a.       Kita semua tahu, bagaimana sarana penunjang latihan/pertandingan di Garut
Mungkin dengan dibangunnya, kompleks olahraga di Ciateul bisa menjadi solusi.
b.      Sumber daya sendiri, kalau manajemen mau mengolah sebenarnya sangat banyak sekali sumberdaya yang bisa dikembangkan untuk menjadi lahan pendanaan futsal garut
Kembali berdasarkan pengalaman saya, bukannya tidak ada donator yang mau membantu, tetapi komitmen antara donator dan manajemen sering kali tidak pernah jelas dan sesuai.
Ambil contoh, Porda 2014, diputaran final bekasi. Dari 12 tim peserta hanya tim porda Garut yang menggunakan jersey dengan membeli sendiri, tanpa adanya pihak sponsor swasta!
Kenapa tim kabupaten/kota lain bisa? Karena pendekatan mereka dan komitmen mereka dengan pihak sponsor itu jelas, semoga pada Porda 2018 ini Tim Garut tidak mengulangi kajadian seperti itu, dalam aspek Sponsorship.

bersambung....................................

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Materi latihan dasar ( part 2 )

Contoh latihan teknik – teknik dasar ( part 1 )

Tips Latihan Futsal agar cepat berkembang ( untuk latihan dasar )